Overview Batuk

Posted by Karta Sawenda Label:

Batuk seringkali diabaikan dan tidak dianggap penting oleh kebanyakan orang, dan juga banyak orang yang mulai mencari pengobatan waktu batuk itu sudah terjadi sekian lama (termasuk yang nulis nih...). Oleh karena itu, ada baiknya juga kalo kita mulai belajar untuk memperhatikan kesehatan kita dengan lebih detail lagi. Sebelum lebih jauh membahas tentang batuk, mari kita lihat apa sebenarnya definisi batuk itu....

Menurut Om wiki, batuk itu merupakan suatu reflek dari tubuh yang dapat timbul secara mendadak dan berulang-ulang sebagai akibat karena adanya benda asing, mikroba, iritan, dkk yang menghalangi jalan pernafasan.

Jadi sebenarnya, kalo dilihat dari definisi di atas, batuk itu sebuah mekanisme defensif dari tubuh karena adanya benda asing yang menghalangi pernafasan. Lalu sejauh mana batuk itu dapat dikatakan berbahaya?

Nah, untuk jawaban pertanyaan tersebut, Om wiki, juga membagi batuk menjadi beberapa kelas, yaitu batuk akut (<> 8 minggu). So, kita dapat mulai mencurigai kalo batuk itu berbahaya kalo sudah mendekati 3 minggu, tapi waktu 3 minggu kan bukan waktu yang sebentar, bisa aja sudah terlambat kalo harus menunggu 3 minggu terlebih dulu, karena itu kita dapat memutuskan untuk melakukan penanganan batuk ketika ada gejala-gejala seperti yang ada di bawah ini, yang disebutkan di medicinenet.com:

  • Gejala lebih dari 2 minggu
  • Gejala sangat parah dan semakin memburuk
  • Muncul kesusahan dalam bernafas
  • Muncul gangguan menelan
  • Adanya infeksi yang berulang-ulang

Ketika 1 dari 5 tanda-tanda di atas sudah terjadi, kita sudah dapat mencari pengobatan untuk batuk yang kita alami.

Obat yang sering digunakan dalam menangani batuk sendiri dapat dibagi menjadi 3 kelompok obat yang berbeda, yaitu:

  • Antitusif
  • Ekspektoran
  • Mukolitik

Antitusif dapat dibedakan lagi menjadi kelas narkotik dan non-narkotik. Untuk antitusif kelas yang narkotik yang paling sering ditemui di pasaran adalah dekstromethorphan. Contoh obat yang mengandung dekstromethorphan adalah decolsin, komix, konidin, kontrabat, woods antitusif, vicks formula 44. Untuk efek samping yang perlu diperhatikan adalah ketergantungan terhadap obat dan rasa mengantuk. Sedangkan untuk antitusif kelas non-narkotik yang paling sering digunakan adalah antihistamin, beberapa contohnya adalah CTM, emflu, flucyl, hufadril. Efek samping dari antihistamin adalah rasa mengantuk. Secara umum, antitusif digunakan untuk mengurangi refleks batuk, sehingga dapat meredakan batuk.

Contoh obat-obat ekspektoran adalah gliserilguaiakolat (GG), konidin, termorex plus, neo ultradin, OBB, woods ekspektoran. Efek samping dari obat-obat ekspektoran adalah rasa mengantuk dan mungkin terjadi mual dan muntah. Obat batuk yang termasuk dalam ekspektoran ini digunakan untuk membantu mengeluarkan dahak, jadi ekspektoran hanya digunakan untuk batuk berdahak saja.

Kelompok obat yang terakhir adalah mukolitik. Sesuai dengan namanya, obat ini digunakan untuk menghancurkan, atau setidaknya mengencerkan dahak, sehingga lebih gampang dikeluarkan. Perlu diperhatikan bahwa mukolitik berbeda dengan ekspektoran, ekspektoran berfungsi untuk mengeluarkan dahak, jadi seandainya dahak yg akan dikeluarkan terlalu kental, obat-obat ekspektoran tidak akan terlalu berfungsi, disinilah digunakan obat-obat mukolitik, sering juga digunakan kombinasi dari ekspektoran dan mukolitik. Contoh obat mukolitik adalah bisolvon, miravon, phytovon, woods ekspektoran, vectrine. Efek samping dari obat-obat mukolitik adalah rasa mual.

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai batuk dan obat-obat yang sering digunakan untuk meredakan batuk. Perlu diperhatikan juga bahwa batuk dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi saluran pernafasan, adanya benda asing di saluran pernafasan, dan bahkan efek samping dari obat. Oleh karena itu, selain penggunanaan obat-obat yang disebutkan di atas, penanganan penyebab dari batuk itu sendiri juga penting. Semoga sedikit informasi ini dapat membantu.

0 komentar: